Powered By Blogger

Senin, 27 Desember 2010

suara hati si ayam betIna

Pagi ini aku berangkat ke kampus pagi sekali, seperti biasa nebeng sama tante yang juga berangkat ke kantor.pagi yang sejuk, pikirku. tanteku yang pendiam digabung dengan aku yang juga pendiam(tapi aneh, teman-temanku tidak mengakuinya) menjadikan setiap pagi sunyi yang sejuk. Tanteku menginjak rem secara tiba-tiba. Aku kaget, kucondongkan badanku ke depan sambil mendongakkan kepala untuk melihat-ada-apa-gerangan.
aku melihat seekor ayam betina hitam yang sedang sendu,terpaku ditengah jalan. tanteku mencoba menekan klakson beberapa kali, namun ayam itu tetap diam dan menatap iba ke arahku. dapat ku lihat dari sorot matanya, dia ingin berkata" bunuh saja aku, tabrak saja aku, aku tak sanggup lagi menahan rasa sakit ini." aku coba melirik ke sekeliling, ku dapati seekor ayam jantan yang gagah sedang berjalan dengan seekor ayam betina coklat yang
anggun. Oh, ternyata jantan itu yang telah membuatnya kecewa. hem..kasihan...aku keluar dari mobil untuk menghiburnya.

" ayam, biar kamu memiliki bulu yang hitam, tapi aku tahu kamu memiliki hati dan telur yang putih. jangan sedih ayam, masih banyak pejantan yang senang dengan betina hitam mengkilap dengan hati putih sepertimu.berdamailah dengan hatimu sendiri, pantaskanlah dirimu untuk menjadi yang dipilih. aku janji nga bakal ceritakan semua ini pada siapapun." ayam itu mengangkat kepalanya dan matanya berkaca-kaca seakan semangatnya terlahir lagi. aku dapat melihat senyumnya dan mendengarkannya berkata " terimakasih tuan",aku tersenyum. "Ganbatte ayam", ayam itu terbang rendah sambil berkotek.hem..akhirnya si ayam minggir juga.
"-nia-bilang-apa-sama-si-ayam?"-tanya-tanteku.
"biasalah tante, ayam kamu cantik de...kamu yang menguasai jalan ini ya?permisi ya, aku mau ke kampus, da telat ni...nanti pulang kampus aku beliin "Jagonya ayam"."
"ooh..", tanteku datar, " hahahaha", dan akhirnya tertawa juga.

tenang ayam hitam, aku tidak akan menceritakannya pada siapapun. seperti janjiku. bisikku dalam hati.

because of you......

APALAH SUDAH………………………………

Beginikah rasa……………

Dipatahkan tangkai saat bunga mekar ??

Menjadi berguguran di taman hiasan

Mempesona pada mula

Berakhir pilu

Kerak-kerak ilalang bersembunyi di balik semak

Hening

Tak tampak goresan akar menjalar pada pijakan

Gundah tak berujung menghalau suka

Detik beranjak pergi, membungkam

segumpal rasa menyesakkan dada

terombang-ambing bersama riak pasukan sesal

menyusuri celah harapan yang perlahan gersang

kering terbawa angin kemarau

menyisakan dataran retak bersimbah kerikil-kerikil gulana

nyanyian bermelodikan kebisuan

dibawah cahaya bersemburat gelap

menghunus kilauan mentari

sesekali mendung menyonsong asa…………………..

………………………asa yang tak pasti

mencurahkan setetes gerimis harapan

ingin tuk menahan di pelabuhan kalbu

memupuskan harapan yang telah kering kerontang

apalah sudah………

apalah daya jangkar berkarat rindu…….

Apalah daya jangkar berkarat malu……….

Hampalah sudah…….

SONIA NOVITA ^-^

23 DESEMBER 2010

Minggu, 19 Desember 2010

Hidup seperti Warung Makan

Carilah maka kau akan menemukan,
ketuklah maka pintu akan dibukakan bagimu…

Seorang Kakek dan Nenek turun dari sebuah bus antar kota di sebuah terminal. Mereka telah menempuh perjalanan dari perjalanan wisatanya di luar negeri. Setelah turun dari pesawat, Kakek dan Nenek tersebut lalu menumpang bus yang telah mereka naiki ini.
Mereka memang berencana untuk langsung menuju kota dimana anak dan cucunya tinggal. Kakek dan Nenek tersebut ingin membagikan oleh-oleh yang mereka dapat dari liburan panjang di masa tuanya.
Dengan membawa barang bawaannya, mereka lalu berjalan menuju sebuah warung makan untuk mengisi perut yang mulai keroncongan.
Kakek dan Nenek itu duduk bersandar di kursi kosong di warung. “Uuhh, sampai juga akhirnya..” Kakek itu menghela nafas. “Empat jam di dalam bus membuat kaki tuaku ini terasa kaku.”
Warung makan itu lumayan besar, dengan jumlah kursi sekitar 30-an buah. Terlihat para pelayannya hiruk pikuk membersihkan meja-meja. Warung itu memang cukup ramai, sekitar tiga per empat jumlah kursinya telah terisi oleh orang-orang yang menikmati makan siangnya. Kakek dan Nenek itu dengan sabar menunggu pelayan menghampiri untuk menanyakan apa pesanannya.
Setelah lebih dari 20 menit, ternyata tak ada satu pelayan pun yang menghampiri mereka. Para pelayan selalu sibuk dengan pekerjaannya sendiri-sendiri. Kakek itu lalu memberanikan diri untuk memanggil salah satu pelayan restoran itu.
“mBak, aku mau pesan makanan !” serunya. Dan seruannya itu terdengar oleh salah satu pelayan – yang kemudian datang menghampirinya. Mungkin karena kelelahan, pelayan itu langsung duduk di kursi sebelah depan si kakek itu.
Sambil menyeka keringatnya pelayan itu berkata,
“Wah pak, maaf, di sini warung prasmanan, jadi kalau bapak mau pesan, bapak harus menuju ke meja saji dekat kasir itu”
Pelayan itu lalu melanjutkan,
“Silahkan bapak ambil makanan dan minuman yang bapak suka, kemudian langsung saja bayar di kasir.”
“Oooo begitu..” kata sang kakek. Lalu mereka berdua langsung bergegas menuju meja saji dan melakukan apa yang dikatakan oleh pelayan itu.
Setelah mengambil dan membayar makanannya kakek dan nenek itu langsung duduk di kursi yang mereka tempati tadi. Si pelayan juga masih berada di situ sambil mengipas-ngipas kepala dengan lap kecilnya.
Sambil mengunyah makanan, si kakek lalu bercerita.
“Tahu tidak, kalau warung makan ini mengingatkanku akan hidup.”
Sang Kakek melanjutkan.
“Kita bisa mendapatkan apapun yang kita inginkan, asal kita mampu untuk membayarnya. Kita bisa jadi apa saja yang kita mau asal kita mau membelinya dengan harga yang sebanding, kerja keras dan pantang menyerah hanyalah sebagian harga yang harus kita bayar.”
Sambil mengiris daging di piring dengan sendoknya, Kakek itu berkata.
“Setiap orang punya kesempatan yang sama untuk menjadi sukses, tapi sukses tidak akan datang jika kita hanya menunggu seseorang datang kepada kita. Untuk dapat menikmati kesuksesan – kita harus mau berdiri, berjalan, lalu mengambil kesuksesan itu – kemudian membayarnya … yaah.. tepat seperti di warung prasmanan ini.”
Pelayan itu lalu tersenyum dengan hormat kepada Kakek itu, lalu pergi melanjutkan pekerjaannya.
(Diadaptasi dari “More Sower’s Seeds” oleh Brian Cavanaugh)
by:ceritainspirasi.net
.

semut dan Belalang

Pada suatu hari dunia serangga hiduplah Semut dan Belalang. Semut adalah sosok yang rajin. Pada musim panas ia bekerja keras sekuat tenaga. Kegagalan demi kegagalan ia dapati, tetapi semut tidak menyerah. Akhirnya semut pun berhasil mendirikan banyak perusahaan dan mengumpulkan banyak uang. Uang-uang tersebut hanya ia gunakan sebatas keperluan saja, sehingga tabungan dan depositonya pun menumpuk di bank.

Belalang juga sosok yang rajin. Ia juga seorang pekerja keras. Tetapi ia jarang menabung. Seluruh uangnya dihabiskan begitu saja untuk memuaskan keinginannya. Belalang juga sering mentertawakan prinsip Semut tersebut. “Hidup hanya sekali, maka dinikmati saja!” katanya.
Beberapa bulan kemudian, saat musim dingin tiba semua sektor pertanian harus berhenti. Salju turun terus menerus setiap hari. Krisis ekonomi pun mulai melanda negeri serangga. Selanjutnya dapat di tebak, bisnis Belalang juga ikut jatuh. Belalang menjadi miskin dan mulai hidup di jalanan.

Tetapi Belalang adalah serangga cerdas. Dengan perencanaan yang matang, Belalang mulai menulis di koran-koran tentang bagaimana mewahnya kehidupan si Semut sementara ada serangga-serangga lain termasuk Belalang yang sedang kelaparan. Dengan bantuan mantan rekan-rekan bisnisnya, Belalang menggelar konferensi pers dengan tema “Kenapa di negeri yang kaya ini masih ada Belalang yang kelaparan?” Semua wacana yang ia buat saat konferensi pers tersebut ditujukan untuk menyerang kaum kapitalis termasuk si Semut.

SSTI, SSTV, dan beberapa TV swasta lain mulai mengangkat kehidupan Belalang dengan menampilkan video kehidupan Belalang yang memprihatinkan separuh layar, kemudian pada separuh layar yang lain ditampilkan kehidupan Semut yang penuh kemewahan. Bahkan, Jangkrik Fals seorang penyanyi terkenal – juga ikut mendukung gerakan Belalang. Pada berbagai acara televisi jangkrik menyanyikan lagu “Tidak mudah menjadi hijau”.

Dalam sebuah wawancara di program televisi yang cukup terkenal Seribu Mata, Ketua DPS (Dewan Perwakilan Serangga) Nyamuk Alie menyatakan bahwa ia sangat simpati dengan hal ini. Akhirnya sidang DPS pun digelar dan mereka memutuskan untuk menaikkan pajak pada serangga-serangga yang sangat kaya, termasuk Semut.

Tetapi gerakan si Belalang tidak berhenti sampai di sini saja, berbagai usaha ia lakukan lagi agar dapat mengakuisisi seluruh kekayaan Semut. Belalang juga mulai berteriak di berbagai media bahwa Perusahaan-perusahaan milik Semut adalah biang utama kemiskinan di negara serangga. Sekali lagi, usaha ini didukung oleh banyak pihak termasuk pers. Pemerintah pun geram, seluruh kekayaan Semut di sita oleh negara. Separuh perusahaan milik Semut termasuk rumah mewahnya diberikan kepada Belalang. Belalang yang saat ini telah dianggap sebagai “Pahlawan Kemiskinan” dianggap lebih pantas mengelola itu semua.

Akhirnya beberapa bulan kemudian musim dingin pun berakhir. Belalang mulai keblinger dengan kekayaan. Ia mulai terjerat narkoba, perusahaannya pun bangkrut satu per satu. Akhirnya Belalang jatuh miskin. Tidak ada yang mengenalinya saat Belalang tewas di pinggir jalan akibat overdosis. Lalu bagaimana dengan Semut? tidak ada kabar yang pasti tentang ini. Beberapa serangga bilang bahwa Semut telah pindah ke negeri seberang dan merintis usaha barunya di sana.

(Terinspirasi oleh dongeng klasik “The Ant and the Grasshoper” oleh Aeosop)

————————————————–

by:ceritainspirasi.net